Pertemuan Tahunan Komunitas Neuroscience


Dalam pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Washington DC, November lalu, komunitas Neuroscience (ilmu yang mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf manusia) menggelar ajang diskusi berbagai riset yang telah dilakukan. Lebih dari 30,000 dokter dan ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di bidang riset otak, hadir dalam pertemuan ini.

Beragam topik mengagumkan dengan skala luas dipresentasikan dalam pertemuan itu. Misalnya, dalam upaya untuk menciptakan dialog antara neuroscience dan masyarakat, Mark Morris dari Mark Morris Dance Group yang berpusat di kota New York telah diundang untuk menjawab pertanyaan tentang "pergerakan dalam ruang dan waktu."

Pada pandangan pertama, ide seorang koreografer nampaknya jauh terpisah dari dunia ilmuwan, namun saat ini banyak laboratorium sedang mempelajari sirkuit otak yang menghasilkan gerakan berirama.

Allison Doupe, M.D., Ph.D., seorang profesor psikiatri dari University of California, San Francisco, membahas topik yang berkaitan dengan hasil risetnya mengenai kutilang.

Dia menerangkan bahwa ada garis paralel yang jelas antara kicauan burung dan perkembangan suara manusia. Seperti halnya manusia, kicauan anak burung harus diajarkan oleh burung dewasa selama periode sensitif dalam hidup mereka, dan mereka harus mampu mendengar vokalisasi mereka sendiri sebelum mereka dapat belajar "berbicara" atau "bernyanyi" dengan baik.

Topik lain membahas proses pertama kali terbentuknya koneksi synaptic, itu adalah bagaimana neurons di dalam otak menemukan jalan untuk berkomunikasi dengan neurons yang berdekatan. Untuk mencapai hal itu, neurons harus mengirimkan sel panjang, tipis dan membawa impuls elektrikal sel tubuh neuron, yang disebut axons, yang harus berhenti pada lokasi yang tepat guna meneruskan sebuah sinyal.

Para ilmuwan membahas petunjuk-petunjuk kimia yang diperlukan untuk menyelesaikan sirkuit semacam ini, juga cara-cara baru dalam memanipulasi dan mengendalikan keseluruhan proses. Sebagai contoh, tahun-tahun belakangan ini, metode berbasis RNA (asam ribonukleat) telah menjadi terkenal sebagai bagian dari alat bantu yang memanipulasi sel untuk melakukan berbagai hal yang sangat spesifik.

RNA adalah mediator antara DNA (materi genetik) dan protein (blok penyusun sel). Serangkaian genom manusia, yang telah diselesaikan di awal milenium ini, secara mengejutkan telah mengungkapkan, bahwa dari keseluruhan materi genetika manusia hanya sebagian yang teramat sangat kecil yang diubah ke dalam protein.

Bagaimanapun juga, dalam beberapa tahun terakhir ini telah menunjukkan bahwa banyak sisa materi genetika itu telah diubah menjadi "spesies" RNA yang berbeda yang mengatur banyak proses di dalam sel.

Pertemuan ini menggarisbawahi tentang beragam cara yang berbeda, dimana para peneliti kini telah mengambil keuntungan dari berbagai jenis RNA untuk mempelajari proses cellular dengan menghambat jalur sel tertentu atau meningkatkan jalur sel lainnya. Bahkan juga dibahas bagaimana RNA dapat dengan cepat dikembangkan menjadi alat terapi.

Akhirnya, seperti yang diharapkan, pandangan terkini terhadap beragam kelainan syaraf termasuk schizophrenia, autisme, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, dan bahkan perilaku-perilaku adiktif (yang menyebabkan kecanduan) dan kompulsif (yang dapat mendorong) juga dibahas oleh para tenaga ahli di bidangnya masing-masing.

Karena banyaknya topik-topik yang menarik, sulit untuk memutuskan mana yang lebih kompleks, yang di dalam atau di luar alam semesta tubuh manusia. (Sabina Kupershmidt, Ph.D/The Epoch Times/feb)

Comments

luar biasa yu punya Blog
blog anda tampilannya oke . klo bisa perbarui

Popular posts from this blog

Makalah pembiayaan pendidikan

Fungsi Gelombang dan Probabilitas

contoh soal persamaan gelombang